Rabu, 28 Desember 2011

RADIO RODJA,DAI-DAINYA BERMUAMALAH DENGAN YAYASAN AHLUL BID'AH.

1 komentar
بسم الله الرحمن الرحيم                                       
Untukmu Yang Masih Bertanya Tentang Radio Rodja
Des27 by abdullah1982
Sebenarnya penjelasan tentang pertanyaan radio rodja sudah dijelaskan oleh ustadz-ustadz kita diantaranya oleh Ustadz Muhammad Umar As-Sewwed, Ustadz Luqman Ba’abduh, Ustadz Usamah Mahri, Ustadz Afifudin dan yang lainnya yang dengan mudah kita bisa mendengarkan via internet Alhamdulillah. Dan jawaban mereka cukup insya Allah bagi yang ingin mengetahui tentang radio rodja. Namun berhubung pertanyaan ini masih terdengar ditanyakan oleh sebagian ikhwah  kepada  Asatidzah oleh karena itulah pada kesempatan ini saya  yang ingin mengatakan bagi orang yang bertanya tentang radio rodja bahwa cukup bagi kita untuk mendengarkan kajian, muhadhoroh ustadz-ustadz kita. Apa yang ada dari ilmu, faedah, pembahasan yang dibahas oleh pengisi radio rodja ada pada ustadz-ustdaz kita dan apa yang ada pada ustadz-ustadz kita tidak ada pada para pengisi rodja (dan itu semua karunia Allah yang Allah berikan kepada siapa yang Allah kehendaki). Apa yang ada pada ustadz-ustadz kita dan tidak ada pada para pengisi Rodja di antaranya adalah apa yang saya akan sebutkan di bawah ini :
1. Ustadz-ustadz kita Alhamdulillah sangat menjaga pergaulan mereka, mereka tidak bergaul dengan ahlu bid’ah, hizbiyyin, orang-orang menyimpang, yayasan hizbi atau satu organisasi dan satu wadah dengannya. Dan seperti inilah manhaj yang haq manhaj ahlus sunnah. Mari kita simak perkataan a’imah salaf (para Imam Salaf) yang dai-dai rodja mengaku mengikuti mereka..! Tetapi praktek dan amalannya menyelisihi bahkan bertolak belakang dengan pengakuannya.
Berkata Abu Qilabah Rahimahullah :
لا تجالسوا أهل الأهواء ، ولا تجادلوهم ، فإني لا آمن أن يغمسوكم في الضلالة ، أو يلبسوا عليكم في الدين بعض ما لبس عليهم
“Janganlah kalian duduk bersama ahlu ahwa’ (ahlu bid’ah –ed) dan janganlah mendebat mereka dikarenakan sesungguhnya aku tidak merasa aman mereka menjerumuskan (menenggelamkan) kesesatan kepada kalian atau menyamarkan (merancukan –ed) kepada kalian perkara agama, sebagian perkara agama yang mereka samarkan.” (Asyari’ah Al-Ajuri : 56 – Al Ibnah Ibnu Bathah : 2/437)
قال إسماعيل بن خارجة يحدث قال : دخل رجلان على محمد بن سيرين من أهل الأهواء ، فقالا : يا أبا بكر نحدثك بحديث ؟ قال : لا قالا : فنقرأ عليك آية من كتاب الله عز وجل ؟ قال : لا ، لتقومن عني أو لأقومن
Ismail bin Khorijah menceritakan, beliau berkata : “Dua orang dari ahlu ahwa’ (ahlu bid’ah) masuk menemui Muhammad bin Siriin mereka berdua berkata : ‘Wahai Abu Bakar, kami akan menyampaikan satu hadits kepadamu?’ Berkata (Ibnu Siriin) : ‘Tidak.’ Berkata lagi dua orang tersebut : ‘Kami akan membacakan satu ayat kepadamu dari Kitabullah (al-Qur’an) Azza Wajjala?’ Berkata (Ibnu Siriin) : ‘Tidak. Kalian pergi dariku atau aku yang pergi.’” (Asyari’ah Al-Ajuri : 57 – Al Ibanah Ibnu Bathah : 2/446)
Berkata Imam Al Barbahari Rahimahullah:
فاحذر ثم احذر أهل زمانك خاصة وانظر من تجالس وممن تسمع ومن تصحب فإن الخلق كأنهم في ردة إلا من عصم الله منهم
“Berhati-hatilah dan berhati-hatilah kepada orang-orang yang hidup sezaman denganmu secara khusus, dan lihatlah siapa teman dudukmu, dan dari siapa engkau mendengar dan dengan siapa engkau berteman, dikarenakan manusia hampir saja menjadi murtad dari agamanya karena sebab teman bergaulnya kecuali orang yang Allah jaga.” (Syarh Sunnah Lilbarbahari)
Adapun dai-dai rodja maka mereka bergaul, berteman, bermuamalah dengan yayasan hizbi, ahlu bid’ah, dan orang-orang yang menyimpang. Seperti Abu Qatadah, Zaenal Abidin LC, Khalid Syamhudi LC dan yang lainnya yang menjadi da’i dan pengisi Yayasan Hizbi As-Sofwa Lenteng Agung Jakarta, lihat juga bagaimana kelakuan Abu Qatadah yang mengisi bareng, duduk berdampingan satu meja dengan Hartono Ahmad Jaiz, Amin Jamaludin di DDII dengan Tema : “Aliran dan Paham Sesat di Indonesia” yang ketika itu ana masih ingat  (ketika masih ngaji dengan mereka) Amin Jamaludin berbicara membolehkan demonstrasi pada majelis tersebut. Begitu juga Abu Qatadah merekrut ustadz yang pernah belajar di Abul Hasan Al-Misri yang para ulama telah memvonisnya sebagai hizbi, mubtadi’ dan ustadz tersebut belum bertaubat darinya dan belum lama ini pun (belum ada satu tahun) Abu Qatadah menerima orang yang baru pulang setelah belajar 7 tahun di Markaznya Abul Hasan Al Misri di Yaman diterima dan disambut untuk mengajar di pondoknya sampai sekarang. Di samping itu Abu Qatadah menyalurkan dana ihyaut thurats kepada pondok yang bermanhaj khawarij, Pondok Al-Muaddib Cilacap yang di pimpin oleh mertuanya seorang teroris bernama Nurdin M. Top yang bernama Baridin.  Begitu juga Yazid Jawwas dan kawan-kawannya berkerja sama dengan salah seorang pembesar ikhwani DR. Hidayat Nurwahid, sama seorang hizbi Farid Okbah, sama sesepuh sururi dan orang yang ditokohkan oleh HASMI (Harakah Sunni Untuk Masyarakat Islam) Taufiq Shalih Al Katsiri dalam muraja’ah tafsir ibnu katsir jilid 1 Pustaka Imam Syafi’i. Tak ketinggalan Abdul Hakim bin Amir Abdat di antara penyimpanggnya dia mengisi satu majelis dengan pembesar atau seseorang yang di Syaikhkan dari ihyaut thurats Kuwait di Malaysia. Dan contoh-contoh lainnya yang sangat banyak yang hal ini merupakan manhaj da’i-da’i rodja sepanjang yang saya ketahui. Dan apa  yang mereka lakukan bukanlah sekedar kesalahan “manusiawi“ (seperti lupa, atau tidak tahu itu seorang hizbi, atau seorang yang menyimpang, ahlu bid’ah atau diundang ngisi tanpa tahu ada pembicara selain dirinya ternyata ada pembicara lain dari kalangan orang-orang yang menyimpang atau ahlu bid’ah atau kesalahan yang mereka telah ruju’ darinya dan lain-lain) tidak, tetapi yang saya sebutkan ini adalah manhaj mereka. Mereka tahu penyimpangan Ihyaut Thurats, As-Sofwa, DDII, Al-Irsyad, L-Data, Taruna Al-Qur’an, Abdurrahman Abdul Khaliq, Abul Hasan Al-Misri, Thariq Suwaidan, Hidayat Nurwahid, Amin Jamaluddin, Taufiq Shalih Al-Katsiri, Yusuf Utsman Ba’isa dan yang lainnya tetapi mereka tetap bermuamalah dengan mereka bahkan membela sebagian mereka.Wallahu musta’an.
2. Alhamdulillah ustadz-ustadz kita,  sikap mereka tegas dengan ahlu bid’ah apalagi sama tokoh dan para pembesarnya, hal ini bisa kita lihat dan dengarkan dalam ceramah-ceramah mereka dalam muhadhoroh-muhadhoroh mereka yang tak jarang memberi peringatan kepada ummat dari bahaya ahlu bid’ah. Hal ini yang tidak ada pada mereka (ustadz-ustadz rodja), secara umum pengisi radio rodja -sebatas yang ana tahu- plintat plintut dalam menyikapi sebagian ahlu bid’ah, tidak membantahnya atau diam atas penyimpangan mereka, seperti tidak membantah atau diam atas penyimpangan Abdurrahman Abdul Khaliq, Abul Hasan Al Misri dan yang lainya sebagaimana diamnya Firanda MA, Abdullah Taslim MA dan  selainnya atas kesesatan dan penyimpangan Abdurrahman Abdul Khaliq dan Yayasan Ihyaut Thurats yang mereka berdua mengaku mengetahui dan mempunyai bukti-bukti kesesatan Abdurrahman Abdul Khaliq dan penyimpangan yang ada di tubuh Ihyaut Thurats. Bahkan salah seorang dari pembicara rutin radio rodja yaitu Ali Subana malah memuji seorang ahlu bid’ah dan bahkan pembesar ahlu bid’ah pada zaman ini yaitu DR. Yusuf Al-Qardhawi. Sebagaimana hal ini diceritakan oleh salah seorang ikhwan yang dulu pernah tinggal bersama keluarganya di Qatar dan dia ikut majelisnya Ali Subana di sana. Suatu ketika Ali Subana pernah ditanya tentang Yusuf Qardhawi dengan pertanyaan, ‘Siapakah Yusuf Qardhawi?’ Kata seorang penanya yang ikut di majelisnya di Qatar, lalu Ali Subana menjawab, “Yusuf Qardhawi termasuk ulama pada abad ini.” Lalu ikhwan kita ini berkata ketika menceritakannya kepada saya : “Ana mendengar sendiri dengan telinga ana bahwa Ali Subana menjawab seperti itu.”
Atau cerita salah seorang ikhwan dari Jakarta yang baru saja mengenal ta’lim satu sampai dua tahun yang pernah bertanya kepada ana tentang radio rodja, lalu ana jelaskan tentang pemateri di radio Rodja sampai tentang Ali Subana yang memuji Yusuf Qardhawi lalu ia pun berkata: “Ia.., ana pernah dengar di radio rodja Ali Subana menukilkan perkataan Yusuf Qardhawi ana pun kaget setahu ana Yusuf Qardhawi sesat.”
Insya Allah kita semua tahu siapa DR. Yusuf Qardhawi, seorang tokoh dan pembesar ikhwanul muslimin, seorang tokoh sesat yang sangat terkenal yang sangat jelas kesesatannya, kalau yang seperti ini saja masih direkomendasi sama salah seorang dari pembicara radio Rodja lalu bagaimana dengan tokoh sesat  dan menyimpang lainnya..?! Di antaranya seperti Ali Hasan bin Abdul Hamid dan Salim bin Ied Al-Hilali jelas lebih mereka rekomendasi dan bela walaupun para ulama telah menjarhnya dan sebagian telah mentabdi’nya.
Berikut ini saya bawakan sekelumit dari perkataan para ulama ahlussunnah tentang kesesatan DR. Yusuf Al-Qardhawi.
Berkata Asy Syaikh Al-Allamah Ahmad bin Yahya An-Najmi Rahimahullah tentang kesesatan Yusuf Al Qardhawi, beliau berkata : “Sejumlah kebatilan (Yusuf Qardhawi) yang dibantah, di antaranya : 1. Seruan untuk mencintai Yahudi dan Nashrani, 2. Propoganda terhadap gerakkan pendekatan (penyatuan) berbagai agama dan sering menghadiri muktamar gerakan tersebut, 3. Berpendapat bahwa jihad hanya disyariatkan untuk bertahan saja, bukan untuk memerangi orang-orang kafir. 4. Berpendapat demokrasi adalah syura’ yang telah dibahas secara luas di dalam fiqih Islam, 5. Membolehkan wanita  bergabung bersama laki-laki di parlemen bahkan memiliki  hak untuk dipilih dan memilih, 6. Membolehkan banyak hizb (golongan) dan firqah (kelompok) dengan beragam pemikiran dan manhaj berbeda, diserupakn dengan banyaknya madzhab dalam masalah fiqih, 7. Berusaha mencampurkan sufi dengan salafi, dan  berusaha mensufikan salafiyah dan mensalafikan sufiyah. Dan masih banyak lagi kebodohan dan kesesatan Yusuf al-Qardhawi yang menghancurkan Agama dari dasarnya, bagaikan meruntuhkan bangunan dari pondasinya.” (Kata Pengantar Syaikh Ahmad An-Najmi pada kitab Raf’ul Litsaam ‘An Mukhaalafatil Qardhaawi Li Syarii’atil Islam)
Berkata Asy-Syaikh al-Muhadits Muqbil bin Hadi al-Wadi’i : “ Di antara sekian banyak da’i sesat yang mengajak kepada kesesatan pada zaman sekarang ini adalah Yusuf Al-Qardhawi, mufti Qatar. Sungguh dia (Qardhawi) telah menjadi amunisi baru bagi musuh-musuh Islam. Dia telah mencurahkan lisan dan penanya guna menyerang dienul islam.” (Kata pengantar Syaikh Muqbil pada kitab Raf’ul Litsaam ‘An Mukhaalafatil Qardhaawi Li Syarii’atil Islam)
3. Alhamdulillah ustadz-ustadz kita tidak ada yang mengambil dana dari yayasan hizb penyebar manhaj khawarij Ihyaut Thurats bahkan ustadz-ustadz kita memperingatkan dari bahaya bermuamalah dengan Ihyaut Thurats dan bahaya pendirinya yaitu Abdurrahman Abdul Khaliq adapun sebagian mereka mengambil bahkan menjadi gembong dan kaki tangan dari yayasan hizbi Ihyaut Thurats seperti Abu Qatadah dan Abu Nida LC. Dan lihat juga kelakuan salah satu pembicara radio rodja yang bernama Firanda MA. yang membela mati-matian yayasan hizbi Ihyaut Thurats, padahal dalam banyak kesempatan dia dan Abdullah Taslim MA. mengakui bahwasanya dia mengetahui penyimpangan Ihyaut Thurats dan mempunyai data-data penyimpangannya, sekarang kita tanyakan kepada mereka Firanda dan Abdullah Taslim yang keduanya menjadi pembicara radio rodja, “Mana bantahan kalian terhadap Abdurahman Abdul Khaliq atau Ihyaut Thurats atau As Sofwa dalam ceramah, muhadoroh, dan tulisan-tulisan kalian..?! Bukankah kalian mengetahui penyimpangan Ihyaut Thurats, Abdurahaman Abdul Khaliq sebagaimana pengakuan kalian sendiri, lalu mana pengamalanmu pada hadits ini wahai Firanda..?! Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, maka apabila tidak bisa ubahlah dengan lisannya, maka apabila tidak bisa maka dengan hatinya yang demikian selemah-lemah iman” (HR. Muslim dari Abu Sa’id Al Khudry)
Justru kalian malah membantah orang yang membantah ihyaut thurats dan Abdurhaman Abdul Khaliq. Katanya kalian tahu tentang penyimpangan Abdurahman Abdul Khaliq dan ihyaut thurats, lalu kenapa tidak membantah, menjelaskan penyimpangan orang yang melakukan penyimpangan (Abdurrahaman Abdul Khaliq) supaya ummat secara sebab selamat dari bahaya penyimpangan mereka, kok malah membantah orang yang membantah penyimpangan Abdurahman Abdul Khaliq dan Ihyaut Thurats. Kemana akal sehatmu wahai Firanda..!
4. Ustadz-ustdaz kita Alhamdulillah menjaga pakaiannya dan adab-adabnya dengan memakai sarung atau jubah di kesehariannya, adapun sebagian mereka (pengisi) radio rodja tidak sedikit yang memakai banthalun, atau bahkan celana yang agak ketat yang memperlihatkan lekuk tubuh mereka (maaf –pantat mereka-) bahkan ketika shalat dan ta’lim. Saya punya pengalaman buruk ketika masih ikut ta’lim dengan salah satu pengisi radio rodja tentang celana banthalun, yang saya malu untuk menceritakannya di sini. Wallahu musta’an
Inilah sedikit penjelasan dari saya untuk saudaraku yang bertanya tentang radio rodja yaitu untuk mencukupkan dengan mendengar kajian ustadz-ustadz kita karena apa yang ada pada pengisi radio rodja dari ilmu dan faedah ada pada ustadz-ustadz kita dan sebaliknya apa yang ada pada ustadz-ustadz kita (yang telah saya sebutkan di atas) tidak ada pada ustadz-ustadz rodja. Selain dari itu sama-sama kita ketahui dari perkataan Ibnu Siriin yang Insya Allah menutup “perjumpaan kita”, yang beliau berkata :
إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ
“Sesunguhnya ilmu ini adalah agama maka perhatikanlah oleh kalian dari siapa kalian mengambil agama kalian.”
Dan perkataan Syaikh ‘Abdullah Mar’i Hafidzahullah : “Jangan sampai mereka yang dulunya salafiyyin (ketika mendengar radio rodja –ed) menjadi Khalafiyyin (orang menyelisihi manhaj salaf –ed)” (sumber : rekaman pertemuan Tanah Abang Jakarta) .
Wallahu muwwafiq
Ditulis oleh : Abu Ibrahim Abdullah bin Mudakir

Jumat, 23 Desember 2011

Islam, Satu-satunya Agama yang Benar (ditulis oleh: Al-Ustadz Saifudin Zuhri, Lc.)

0 komentar

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah l dan mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Terlebih, nikmat paling besar yang tidak didapatkan oleh setiap orang, bahkan oleh kebanyakan manusia, yaitu nikmat dikaruniai agama Islam. Allah l berfirman:
“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya.” (Yusuf: 103)
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga karunia yang paling besar ini, dengan bersungguh-sungguh dalam berpegang teguh dengan ajarannya. Bukan menjadi orang yang sekadar mengaku beragama Islam namun tidak mau membuktikan keislamannya.
Hadirin rahimakumullah,
Islam adalah agama yang menuntut pemeluknya untuk menyerahkan diri kepada Allah l dan meninggalkan seluruh jenis perbuatan syirik sekaligus orang-orang yang melakukannya. Islam juga agama yang dibangun di atas fondasi dan penopang yang disebut rukun Islam. Nabi n bersabda:
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ البَيْتِ
“Agama Islam dibangun di atas lima hal: Persaksian bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, serta haji ke Baitullah.” (Muttafaqun ‘alaih)
Pada hakikatnya, merupakan kesalahan besar bila ada yang menganggap bahwa seseorang akan tetap di atas keislamannya selama dirinya mengaku muslim dan mengakui kebaikan ajaran Islam, meskipun dirinya di atas akidahnya orang-orang jahiliah, sehingga masih terjatuh pada syirik besar dan tidak mewujudkan dua kalimat syahadat yang merupakan fondasi Islam. Di samping itu, merupakan suatu kebodohan yang nyata bila ada yang menyangka bahwa seorang muslim tidak mungkin akan keluar dari agamanya meskipun dirinya terjatuh dalam perbuatan memperolok-olok ajaran Islam, seperti memperolok-olok disyariatkannya memakai cadar, memelihara jenggot, mengangkat kain di atas mata kaki, dan yang semisalnya. Allah l memperingatkan perbuatan memperolok-olok agama meskipun hanya dengan maksud bersenda-gurau dalam firman-Nya:
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang perbuatan memperolok-olok Nabi n dan sahabatnya), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda-gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya, kamu selalu berolok-olok? Tidak ada udzur bagi kalian. Kalian telah kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65—66)
Oleh karena itu, setiap muslim wajib mengenal agamanya dengan sebenar-benarnya serta mengamalkan ajarannya. Sebab, ketidaktahuannya terhadap ajaran Islam bisa menyebabkan dirinya terjatuh pada perbuatan syirik dan pembatal-pembatal keislaman lainnya.
Hadirin rahimakumullah,
Barang siapa memerhatikan keadaan umat yang tidak mendapatkan hidayah Islam atau tidak menjalankan aturan-aturan Islam dalam kehidupannya baik di masa lampau maupun di masa kini, dia akan mendapatkan keadaan yang penuh ketidakteraturan. Mereka hidup dalam keadaan tidak tenteram dan diliputi rasa khawatir serta saling menyakiti satu sama lain. Hal ini sebagaimana terjadi di masa jahiliah, misalnya, yaitu zaman sebelum diutusnya Nabi n di jazirah Arab. Di masa itu, manusia hidup dalam keadaan diliputi kebodohan, kegelapan, dan kerusakan. Karena kebodohannya, mereka tidak mengenal Rabbnya dan terjatuh pada peribadatan kepada selain Allah l. Di antaranya, mereka berdoa kepada orang yang telah meninggal dunia dengan persangkaan bahwa orang-orang yang telah mati tersebut bisa dijadikan sebagai perantara untuk meminta kepada Allah l dan bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah l. Allah l menyebutkan keadaan orang-orang musyrikin di zaman dahulu ini dalam firman-Nya:
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” (Az-Zumar: 3)
Begitu pula keadaan orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah Islam di masa kini. Mereka terjatuh pada perbuatan syirik dengan berbagai ragamnya, hingga melakukan perbuatan-perbuatan yang menutupi akal mereka, seperti berebut kotoran kerbau atau air comberan untuk mengambil berkah darinya. Mereka juga dipenuhi rasa takut dan saling bermusuhan, sebagaimana yang terjadi di tempat yang masih banyak praktik-praktik sihir dan perdukunan. Begitu pula yang terjadi pada masyarakat yang masih mengeramatkan pohon atau tempat-tempat tertentu.
Adapun orang-orang yang mendapatkan hidayah Islam dan memahaminya dengan sebenar-benarnya, mereka hidup di atas kemuliaan dan kebahagiaan. Mereka menjalani kehidupan dunia ini di atas aturan-aturan hidup yang lengkap, sempurna, penuh dengan keindahan dan kemudahan.
Hadirin rahimakumullah,
Oleh karena itu, di hadapan kita ada jalan menuju kebahagiaan dan jalan menuju surga serta keridhaan Allah l. Di hadapan kita ada jalan yang terang dan jelas dalam mengatur seluruh urusan kita. Namun, mengapa  ada yang tidak bersungguh-sungguh mengikuti ajarannya? Bahkan, ada  kaum muslimin yang justru meninggalkan akidah, prinsip, dan aturan Islam, serta lebih memilih akidah orang-orang musyrikin dan ajaran orang-orang kafir? Tidakkah mereka menginginkan ajaran yang akan membuat ketenteraman dan kebahagiaan serta jauh dari kekhawatiran dan ketidakteraturan? Lebih dari itu, tidakkah mereka menginginkan keselamatan dari siksa api neraka dan merasakan nikmatnya surga? Namun, mengapa ada  kaum muslimin yang justru meninggalkan ajaran agamanya? Mengapa sebagian kaum muslimin lebih bangga ketika bisa berpenampilan dengan model orang Barat? Mengapa pula sebagian wanita muslimah lebih memilih berpenampilan dengan busana orang kafir yang menampakkan auratnya, berpakaian tetapi telanjang, serta meninggalkan busana muslimah yang menjaga kehormatan dan kesuciannya? Tidakkah ajaran Islam adalah ajaran yang indah dan mulia, sedangkan yang menyelisihinya adalah ajaran yang hina dan rendah?
Hadirin rahimakumullah,
Apa pun sikap seseorang terhadap ajaran Islam, kerugiannya akan kembali pada dirinya sendiri. Orang-orang yang berpegang teguh di atas ajaran Islam dengan sebenar-benarnya akan terus ada, dengan kehendak dan pertolongan Allah l. Allah l berfirman:
“Dan jika kalian berpaling niscaya Dia akan mengganti (kalian) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kalian.” (Muhammad: 38)
Hadirin rahimakumullah,
Marilah kita bersungguh-sungguh mewujudkan keislaman kita dan berhati-hati dengan tipudaya musuh-musuh Islam yang ingin mengeluarkan pemeluknya dari ajarannya yang mulia. Allah l berfirman:
“Dan mereka (orang-orang kafir) tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka (dapat) mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran), jika mereka mampu. Barang siapa yang murtad di antara kalian dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 217)
Upaya memerangi kaum muslimin yang dilakukan oleh orang-orang kafir tidaklah selalu menggunakan cara fisik. Akan tetapi, mereka memerangi melalui pemikiran dan keyakinan serta akhlak yang akan merusak agama kaum muslimin. Mereka akan menawarkan akidah dan prinsip yang akan merusak serta menghilangkan akidah seorang. Mereka juga menawarkan akhlak yang dipenuhi keinginan untuk memuaskan syahwat. Mereka akan memanfaatkan berbagai kesempatan dan sarana yang beraneka ragam: media cetak, elektronik, dan lainnya. Oleh karena itu, kaum muslimin harus senantiasa waspada dari makar dan tipudaya serta upaya pemurtadan yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Mudah-mudahan Allah l senantiasa menjaga dan menolong kita untuk bisa mengamalkan ajaran Islam yang sebenarnya serta menjauhkan kita dari mengikuti ajaran-ajaran orang kafir yang menyesatkan.
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانَا لِلْإسْلاَمِ، وَامْتَنَّ عَلَيْنَا بِبِعْثَةِ خَيْرِ الأَنَامِ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ n، أَحْمَدُهُ تَعَالَى وَأَشْكُرُهُ حَيْثُ أَكْمَلَ لَنَا الدِّيْنَ، وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ، وَرَضِيَ لَنَا الْإِسْلاَمَ ديناً، وَأَشْهَدُ أنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَمَرَنَا بِاتِّبَاعِ صِرَاطِهِ الْمُسْتَقِيْمِ، وَحَذَّرَنَا مِنْ طُرُقِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ، وَالضَّالِّيْنَ وَغَيْرِهِمْ مِنَ الْمُنْحَرِفِيْنَ عَنِ اْلهُدَى الْمُسْتَقِيْمِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، بَلَّغَ الْبَلَاغَ الْمُبِيْنَ، وَتَرَكَ النَّاسَ عَلَى المَنْهَجِ القَوِيْمِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ وَالسَّائِرِيْنَ عَلَى نَهْجِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً. أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah l dan bersyukur atas karunia-Nya yang sangat besar, yaitu agama yang sempurna dan diutusnya Rasul yang mulia. Allah l berfirman:
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus kepada mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Ali Imran: 164)
Hadirin rahimakumullah,
Allah l berwasiat kepada orang-orang yang beriman untuk tetap kokoh di atas agama yang dibawa oleh Rasulullah n hingga ajal menjemputnya. Allah l berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Ali Imran: 102)
Allah l juga telah meridhai Islam sebagai satu-satunya agama bagi kita, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agama bagi kalian.” (Al-Maidah: 3)
Oleh karena itu, selain Islam adalah agama yang batil dan tidak akan diterima oleh Allah l, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85)
Dengan demikian, adalah suatu kesalahan yang sangat besar dan nyata bila menganggap semua agama itu benar. Mungkin mereka beralasan bahwa semua agama diturunkan dari langit, atau bahwa semuanya mengajak kepada Tuhan yang sama.
Hadirin rahimakumullah,
Ketahuilah, agama selain Islam yang saat ini dianut oleh sebagian orang adalah bukanlah agama yang Allah l turunkan melalui para nabi-Nya. Agama Nasrani yang sekarang dianut oleh sebagian orang, misalnya, bukanlah agama yang dahulu diturunkan kepada Nabi ‘Isa q. Akan tetapi, agama tersebut telah diubah oleh pemeluknya sehingga tidak lagi seperti yang dibawa oleh Nabi ‘Isa q. Hal ini terbukti dengan keyakinan mereka yang mengatakan bahwa Nabi ‘Isa adalah anak Tuhan, bahkan meyakininya sebagai salah satu Tuhan yang diibadahi. Keyakinan yang salah ini telah dibantah oleh Allah l di dalam firman-Nya:
Dan (ingatlah) ketika Allah mengatakan (di akhirat), “Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau mengatakan kepada manusia: ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang sesembahan selain Allah?’.” (Nabi) Isa menjawab, “Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya, tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara-perkara yang gaib.” (Al-Maidah: 116)
Bila demikian keadaannya, agama Nasrani dan yang selain Islam sudah tidak lagi sama dengan yang dibawa oleh para nabi, apakah kemudian akan dikatakan bahwa semua agama itu benar karena datangnya dari langit dan mengajak kepada Tuhan yang sama? Oleh karena itu, janganlah kita tertipu dengan pernyataan yang akan merusak akidah kita ini, siapa pun yang mengatakannya.
Hadirin rahimakumullah,
Ketahuilah, sesungguhnya agama seluruh para nabi memiliki tujuan yang sama, yaitu mengajak manusia untuk berserah diri kepada Allah l dengan beribadah hanya kepada-Nya dan berlepas diri dari peribadatan kepada selain-Nya. Oleh karena itu, seluruh agama para nabi—meskipun berbeda syariatnya—disebut agama Islam, dan para pengikutnya disebut kaum muslimin karena memiliki prinsip dan tujuan yang sama. Allah l berfirman:
Dan (Nabi) Ibrahim telah berwasiat dengan wasiat tersebut kepada anak-anaknya, demikian pula (Nabi) Ya’qub. (Nabi Ibrahim berkata), “Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kalian, maka janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.” (Al-Baqarah: 132)
Oleh karena itu, kita membenarkan ajaran seluruh para nabi dan kitab suci yang diturunkan kepada mereka. Namun demikian, dengan diutusnya Rasulullah n, syariat agama yang terdahulu telah dihapus kecuali prinsip dan tujuannya, yaitu mentauhidkan Allah l. Artinya, agama Islam yang dibawa oleh penutup para nabi—Nabi kita Muhammad n— itulah yang harus kita ikuti. Bahkan, dengan diutusnya beliau, seluruh manusia dan jin yang ada di muka bumi ini tidak memiliki pilihan lain kecuali harus mengikuti ajarannya. Barang siapa tidak mau mengikuti agama yang dibawanya, maka dia adalah orang kafir yang akan menjadi penghuni neraka. Nabi n bersaba:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidak ada seorang pun dari umat ini yang telah mendengar diutusnya aku, baik dia Yahudi maupun Nasrani, kemudian mati dalam keadaan tidak beriman terhadap agama yang aku diutus dengannya (Islam), melainkan dia termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim)
Hadirin rahimakumullah,
Akhirnya, mudah-mudahan Allah l senantiasa mengaruniakan kepada kita semua istiqamah di atas satu-satunya agama yang diridhai-Nya.

Lemah Lembut

0 komentar
Sepertinya tidak ada orang yang tidak menyukai kelembutan. Orang yang memiliki sikap lemah lembut akan disukai banyak orang. Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk memiliki sikap ini, tidak hanya dalam pergaulan sehari-hari, namun juga ketika berdakwah.
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita menemukan bermacam jenis orang yang memiliki watak berbeda-beda dan tabiat yang beraneka ragam. Ada di antara mereka yang bertabiat kasar, ada yang bertabiat tidak mau tahu, dan ada juga yang bertabiat lemah lembut. Semua ini adalah pemberian Dzat Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana yang patut kita mengkaji hikmah di dalamnya.
Dengan beragamnya tabiat dan watak itu, kita dituntut oleh agama untuk menjadi yang terbaik dan yang terpuji, menjadi orang yang lemah lembut dalam segala hal. Lemah lembut dalam sikap, tabiat, watak, dalam ucapan, tingkah laku, dan sebagainya.
Rasulullah n bersabda:
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ نُزِعَ عَنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya dan tidaklah tercabut dari sesuatu melainkan akan merusaknya.” (Sahih, HR. Muslim dari Aisyah x)
Ciri Khas Pengikut Rasulullah n
Lemah lembut adalah sifat yang terpuji di hadapan Allah l dan Rasul-Nya, bahkan di hadapan seluruh manusia. Fitrah manusia mencintai kelembutan sebagai wujud kasih sayang. Oleh karena itu, Allah l mengingatkan Rasul-Nya n:
“Maka dengan rahmat Allah-lah engkau menjadi lembut terhadap mereka dan jika engkau keras hati niscaya mereka akan lari dari sisimu.” (Ali ‘Imran: 159)
As-Sa’di t dalam tafsirnya mengatakan, “Dengan rahmat Allah l yang diberikan kepadamu dan kepada para sahabatmu, engkau dapat bersikap lemah lembut terhadap mereka, merendah di hadapan mereka, menyayangi mereka, serta kebagusan akhlakmu terhadap mereka. Sehingga mereka mau berkumpul di sisimu, mencintaimu, dan melaksanakan segala apa yang kamu perintahkan. Jika kamu memiliki akhlak yang jelek dan keras niscaya mereka akan menjauhimu, karena yang demikian itu akan menyebabkan mereka lari dan menjadikan mereka murka terhadap orang yang memiliki akhlak yang jelek tersebut.
Jika akhlak yang baik menyertai seorang pemimpin di dunia maka akan menarik/memikat orang-orang menuju agama Allah dan akan menjadikan mereka mencintai agama. Bersamaan dengan itu, pemilik akhlak tersebut akan mendapatkan pujian dan pahala yang khusus.
Jika akhlak yang jelek melekat pada seorang pemuka agama, akan menyebabkan orang lain lari dari agama dan akan membenci agama. Bersamaan dengan itu, dia akan mendapatkan cercaan dan ganjaran dosa yang khusus.
Kalau demikian Allah l mengingatkan Rasul-Nya yang ma’shum (terbebas dari dosa-dosa), maka bagaimana lagi dengan selain beliau (dari kalangan manusia)? Bukankah termasuk kewajiban yang paling wajib untuk mengikuti akhlak Rasulullah n dan bergaul bersama manusia sebagaimana Rasulullah n bersama mereka dengan kelemahlembutan, akhlak yang baik, kasih sayang, dalam rangka melaksanakan perintah-perintah Allah l dan menarik manusia ke dalam agama Allah l?”
Di dalam kitab Bahjatun Nazhirin (1/683) disebutkan, “(Betapa) tingginya kedudukan lemah lembut dibanding akhlak-akhlak terpuji lainnya. Dan orang yang memiliki sifat ini pantas baginya untuk mendapatkan pujian dan pahala yang besar dari Allah l. Bila sifat lemah lembut ini ada pada seseorang dan menghiasi dirinya maka akan menjadi (indah) dalam pandangan manusia dan lebih dari itu dalam pandangan Allah l. Sebaliknya jika memiliki sifat yang kasar, angkuh, dan keras hati niscaya akan menjadikan dirinya jelek dan tercela di hadapan manusia.”
Lemah Lembut dalam Berdakwah
Asy-Syaikh al-Albani t mengatakan bahwa asal di dalam berdakwah adalah lemah lembut. Artinya bahwa dakwah itu dibangun di atas kelemahlembutan meskipun tidak menafikan sifat keras jika memang dibutuhkan. Meletakkan sifat keras pada tempatnya dan sifat lemah lembut pada tempatnya, inilah yang dimaksud dengan firman Allah l:
“Serulah kepada jalan Rabb-mu dengan penuh hikmah.” (an-Nahl: 125)
Keutamaan Sifat Lemah Lembut
1. Sebagai salah satu pemberian Allah l yang sangat berharga di dunia dan di akhirat, berdasarkan firman Allah l:
“Maka dengan rahmat Allah-lah kamu bisa bersikap lemah lembut kepada mereka.” (Ali ‘Imran: 159)
Rasulullah n bersabda:
إِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ
“Sesungguhnya Allah Mahalembut serta mencintai kelembutan, dan Allah memberikan kepada sifat lembut yang tidak diberikan pada sifat kasar dan sifat lainnya.” (Sahih, HR. Muslim no. 2593)
2. Mendapatkan pujian dan kecintaan dari Allah l dan Rasul-Nya n.
Allah l berfirman:
“(Orang-orang yang bertakwa adalah) orang-orang yang menahan marahnya dan memaafkan kesalahan (orang lain). Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Ali ‘Imran: 134)
Rasulullah n bersabda kepada al-Asyaj Abdul Qais z, “Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai oleh Allah: lemah lembut dan tidak tergesa-gesa.” (Sahih, HR. Muslim no. 17 dan no. 25)
3. Kelemahlembutan akan menghiasi pemiliknya, sebagaimana dalam riwayat al-Imam Muslim t dari ‘Aisyah x yang tersebut pada awal tulisan.
4. Kelemahlembutan akan mendorong orang lain untuk menerima kita dan dakwah Allah l ini. Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah z yang dikeluarkan oleh al-Bukhari t dan hadits Anas z yang diriwayatkan oleh Muslim t tentang orang badui yang kencing di dalam masjid, lalu sebagian sahabat segera melarangnya. Namun Rasulullah n memerintahkan para sahabat untuk tidak memutus kencing orang badui tersebut. Setelah selesai kencingnya, barulah Rasulullah n meminta para sahabat menyiram bekas kencing tersebut dan berkata dengan lembut kepada si badui, “Sesungguhnya masjid ini tidaklah diperbolehkan untuk kencing dan tempat membuang kotoran. Masjid hanyalah untuk berzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al-Qur’an.”
Masih banyak lagi keutamaan-keutamaan sifat lemah lembut yang tidak mungkin dibawakan dalam kesempatan ini.
Wallahu a’lam.               (ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah)

Melihat Laki-laki dari Balik Kerudung

0 komentar

Bolehkah seorang wanita (akhwat) melihat sekumpulan laki-laki dari balik kerudungnya? Mohon jawabannya, jazakumullah khairan.
Akhwat di Kroya
Jawab:
Allah berfirman:
“Katakanlah kepada kaum mukminin, hendaklah mereka menundukkan pandangan-pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengabarkan terhadap apa yang mereka perbuat” (An-Nur: 30)
Rasulullah r bersabda:
“…maka zinanya mata itu adalah dengan memandang…” (HR. Al-Bukhari 11/503 dan Muslim 4/2046)
Ulama sepakat, sebagaimana dinukilkan Al-Imam An-Nawawi t dalam Syarah Muslim bahwasanya memandang laki-laki dengan syahwat haram hukumnya.
Sebagian ulama membolehkan untuk memandang laki-laki secara mutlak. Mereka berdalil dengan kisah ‘Aisyah x yang melihat orang-orang Habasyah yang sedang bermain tombak (perang-perangan) di masjid sampai ia bosan dan berlalu.
Al-Imam An-Nawawi t menjawab dalil mereka ini bahwasanya peristiwa itu mungkin terjadi ketika ‘Aisyah belum baligh.
Namun Al-Hafidz Ibnu Hajar t membantahnya dengan mengatakan ucapan ‘Aisyah bahwa Nabi r menutupinya dengan selendang beliau menunjukkan peristiwa ini terjadi setelah turunnya perintah hijab. (Dan ‘Aisyah dihijabi oleh beliau menunjukkan bahwa ‘Aisyah telah baligh).
Al-Imam An-Nawawi t memberi kemungkinan yang lain, beliau mengatakan: “Dimungkinkan ‘Aisyah hanya memandang kepada permainan tombak mereka bukan memandang wajah-wajah dan tubuh-tubuh mereka. Dan bila pandangan jatuh ke wajah dan tubuh mereka tanpa sengaja bisa segera dipalingkan ke arah lain saat itu juga.” (Lihat Fathul Bari, 2/445)
Dengan demikian, hendaklah seorang wanita memiliki rasa malu dan jangan membiarkan pandangan matanya jatuh kepada sesuatu yang tidak diperkenankan baginya, termasuk memandang laki-laki yang bukan mahramnya.
Wallahu ta‘ala a‘lam bish-shawab.
(Demikian jawaban ini dinukilkan dari kitab Nashihati Lin Nisa karya Ummu Abdillah Al-Wadi‘iyyah hafizhahallah, putri Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi‘i t)

Nasehat Untuk Remaja Muslim

2 komentar
Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka dari mengingat Allah subhanahu wata’ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan negeri akhirat yang kekal abadi.
Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata’ala yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata’ala itu diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali ‘Imran: 185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wata’ala telah menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu wata’ala. Jangan beribadah karena terpaksa, atau karena gengsi terhadap orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahwa kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang shalih atau bentuk pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk foya-foya. Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak kita untuk menjadi teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata’ala, berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)
Wahai para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah subhanahu wata’ala. Mungkin hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa, berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih. Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping kita ketika menghadap Allah subhanahu wata’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya), keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan mengiringinya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Wahai para pemuda, takutlah kalian kepada adzab Allah subhanahu wata’ala. Sudah siapkah kalian dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah cukupkah amal yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal kebaikan.
Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata bobot timbangan kebaikan kita lebih ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah subhanahu wata’ala:
فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُه(Ý)
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ(Þ)
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ(ß)
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ(à)
وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ(Ø×)
نَارٌ حَامِيَةٌ(ØØ)
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Al Qari’ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai para pemuda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat adalah shalat.” (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama’ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan mengingat Allah subhanahu wata’ala. Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala. Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan bertaubat, Allah subhanahu wata’ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memberi pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wahai para pemuda, banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah subhanahu wata’ala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (An Nahl: 97)
Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?
Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu wata’ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah subhanahu wata’ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan perbuatan maksiat yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan lupa kepada Allah subhanahu wata’ala, maka jawaban apa yang bisa kalian ucapkan di hadapan Allah subhanahu wata’ala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah kalian takut akan ancaman Allah subhanahu wata’ala terhadap orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah subhanahu wata’ala telah mengancam pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَن يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِن دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (An Nisa’: 123)
Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wata’ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah subhanahu wata’ala. Mereka melanggar larangan Allah subhanahu wata’ala karena mendekati sebuah pohon di Al Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis yang mengajak mereka untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Wahai para pemuda, senantiasa iblis, setan, dan bala tentaranya berupaya untuk mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala jelaskan dalam firman-Nya (yang artinya):
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wata’ala. Pasti engkau akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Az Zalzalah: 8)
Setan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata’ala, itu merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di antara kalian. Sekali-kali tidak, justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling engkau benci. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu karena (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu).” (Al Maidah: 91)
Demikianlah setan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu
Wahai para pemuda, setelah kalian mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala semata, maka sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata’ala hanya menerima amalan ibadah yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan menuntut ilmu agama, mengenal Allah subhanahu wata’ala, mengenal Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), serta mana yang sunnah dan mana yang bid’ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala, karena amalannya tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh karena itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di majelis-majelis ilmu, mendengarkan Al Qur’an dan hadits serta nasehat dan penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang kurang bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah subhanahu wata’ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
“Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no.224)
Akhir Kata
Semoga nasehat yang sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada kita semua. Sesungguhnya nasehat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam agama ini, bahkan saling memberikan nasehat merupakan salah satu sifat orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala firmankan dalam surat Al ‘Ashr:
وَالْعَصْرِ(Ø)
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ(Ù)
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(Ú)
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)
Wallahu ta‘ala a’lam bishshowab.
Sumber: Buletin Al-Ilmu, Penerbit Yayasan As-Salafy Jember
(Sumber http://www.assalafy.org/mahad/?p=418)
Filed in: Anak dan Keluarga

Kamis, 22 Desember 2011

ALLAHU AKBAR, RITUAL SYIRIK TAHUNAN "SEDEKAH BUMI" DI NUSA KAMBANGAN BARAT INSYA ALLAH BESOK [JUM'AT] DIGANTI DENGAN DAUROH ILMIAH ISLAMIAH: PENGAJARAN TAUHID DAN SUNNAH [INSYA ALLAH AKAN DIIKUTI OLEH SEKITAR 300 WARGA]

0 komentar
Berawal dari laporan para mu'allaf kepada Asatidzah Ma'had An-Nur Al-Atsari bahwa mereka diajak oleh "kaum muslimin" utk melakukan ritual syirik tahunan "SEDEKAH BUMI," yaitu persembahan hewan kurban dan sesajen [syirik dlm uluhiyah] kepada setan bernama DEWI SRI [mohon maaf muslimah yg bernama Sri, memang kata mereka namanya SRI, entah kenalan di mana], mereka yakin setan perempuan tsb dapat mempengaruhi hasil panen mereka [syirik dlm rububiyah].

Para mu'allaf yg telah mendapatkan bimbingan TAUHID menolak ritual tersebut tapi ada rasa "tidak enak" kepada "kaum muslimin", apalagi yang mengajak mereka adalah "orang-orang Islam" yang belum pernah MURTAD seperti mereka.

Pada akhirnya Asatidzah dan Ikhwan turun ke lokasi utk menawarkan kepada mereka agar mau mengganti ritual tersebut dgn kegiatan dauroh/ta'lim. Alhamdulillah mereka pun setuju dgn kompensasi kami menyediakan makanan utk mereka [sekitar 300 porsi] dgn menu sesuai pesanan mereka.

Segala puji hanya bagi Allah ta'ala dengan pertolongan-Nya, kemudian dgn bantuan kaum muslimin dari berbagai daerah kami dapat memenuhi permintaan mereka insya Allah.

Sampai malam ini yang belum terpecahkan adalah pengadaan genset dan sound system yang bagus demi kelancaran acara dan agar lampu bisa nyala pada waktu malam, maklum listrik belum masuk ke desa Selok Jero, Nusa Kambangan Barat.

Jazaakumullahu khairon kepada kaum muslimin atas segenap doa dan dukungannya.

(Copas dari Status Ustadz Abu 'Abdillah Sofyan Hafidzahullah)
— bersama Husein Muhammad dan 10 lainnya.

Sikap Seorang Muslim Terhadap Hari Raya Orang-Orang Kafir

0 komentar
Penulis :Asy Syaikh Soleh Al Fauzan
Di negeri kaum muslimin tak terkecuali negeri kita ini, momentum hari raya biasanya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh orang-orang kafir (dalam hal ini kaum Nashrani) untuk menggugah bahkan menggugat tenggang rasa atau toleransi –ala mereka- terhadap kaum muslimin. Seiring dengan itu, slogan-slogan manis seperti: menebarkan kasih sayang, kebersamaan ataupun kemanusiaan sengaja mereka suguhkan sehingga sebagian kaum muslimin yang lemah iman dan jiwanya menjadi buta terhadap makar jahat dan kedengkian mereka.
Maskot yang bernama Santa Claus ternyata cukup mewakili “kedigdayaan” mereka untuk meredam militansi kaum muslimin atau paling tidak melupakan prinsip Al Bara’ (permusuhan atau kebencian) kepada mereka. Sebuah prinsip yang pernah diajarkan Allah dan Rasul-Nya .
HARI RAYA ORANG-ORANG KAFIR IDENTIK DENGAN AGAMA MEREKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Bahwasanya hari-hari raya itu merupakan bagian dari lingkup syariat, ajaran dan ibadah….seperti halnya kiblat, shalat dan puasa. Maka tidak ada bedanya antara menyepakati mereka didalam hari raya mereka dengan menyepakati mereka didalam segenap ajaran mereka….bahkan hari-hari raya itu merupakan salah satu ciri khas yang membedakan antara syariat-syariat (agama) yang ada. Juga (hari raya) itu merupakan salah satu syiar yang paling mencolok.” (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal. 292)
SETIAP UMAT BERAGAMA MEMILIKI HARI RAYA
Perkara ini disitir oleh Allah didalam firman-Nya
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ
(artinya): “Untuk setiap umat (beragama) Kami jadikan sebuah syariat dan ajaran”. (Al Maidah: 48).
Bahkan dengan tegas Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya bagi setiap kaum (beragama) itu memiliki hari raya, sedangkan ini (Iedul Fithri atau Iedul Adha) adalah hari raya kita.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Akan tetapi muncul sebuah permasalahan tatkala kita mengingat bahwa orang-orang kafir (dalam hal ini kaum Nashrani) telah mengubah-ubah kitab Injil mereka sehingga sangatlah diragukan bahwa hari raya mereka yaitu Natal merupakan ajaran Nabi Isa ?. Kalaupun toh, Natal tersebut merupakan ajaran beliau, maka sesungguhnya hari raya tersebut -demikian pula seluruh hari raya orang-orang kafir- telah dihapus dengan hari raya Iedul Fithri dan Iedul Adha. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya (dua hari raya Jahiliyah ketika itu-pent) dengan hari raya yang lebih baik yaitu: Iedul Adha dan Iedul Fithri.” (H.R Abu Daud dengan sanad shahih)
SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP HARI RAYA ORANG-ORANG KAFIR
Menanggapi upaya-upaya yang keras dari orang-orang kafir didalam meredam dan menggugurkan prinsip Al Bara’ melalui hari raya mereka, maka sangatlah mendesak untuk setiap muslim mengetahui dan memahami perkara-perkara berikut ini:
1. Tidak Menghadiri Hari Raya Mereka
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata: “Berbaurnya kaum muslimin dengan selain muslimin dalam acara hari raya mereka adalah haram. Sebab, dalam perbuatan tersebut mengandung unsur tolong menolong dalam hal perbuatan dosa dan permusuhan. Padahal Allah berfirman
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ
(artinya): “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kalian tolong menolong didalam dosa dan pelanggaran.” (Al Maidah:2)
Oleh karena itu para ulama mengatakan bahwa kaum muslimin tidak boleh ikut bersama orang-orang kafir dalam acara hari raya mereka karena hal itu menunjukan persetujuan dan keridhaan terhadap agama mereka yang batil.” (Disarikan dari majalah Asy Syariah no.10 hal.8-9)
Berkaitan dengan poin yang pertama ini, tidak sedikit dari para ulama ketika membawakan firman Allah yang menceritakan tentang sifat-sifat Ibadurrahman
(artinya): “(Yaitu) orang-orang yang tidak menghadiri kedustaan.” (Al Furqan:73)
mereka menafsirkan “kedustaan” tersebut dengan hari-hari raya kaum musyrikin (Tafsir Ibnu Jarir…/….)
Lebih parah lagi apabila seorang muslim bersedia menghadiri acara tersebut di gereja atau tempat-tempat ibadah mereka. Rasulullah mengecam perbuatan ini dengan sabdanya:
“Dan janganlah kalian menemui orang-orang musyrikin di gereja-gereja atau tempat-tempat ibadah mereka, karena kemurkaan Allah akan menimpa mereka.” (H.R Al Baihaqi dengan sanad shahih)
2. Tidak Memberikan Ucapan Selamat Hari Raya
Didalam salah satu fatwanya, beliau (Asy Syaikh Ibnu Utsaimin) mengatakan bahwa memberikan ucapan selamat hari raya Natal kepada kaum Nashrani dan selainnya dari hari-hari raya orang kafir adalah haram. Keharaman tersebut disebabkan adanya unsur keridhaan dan persetujuan terhadap syiar kekufuran mereka, walaupun pada dasarnya tidak ada keridhaan terhadap kekufuran itu sendiri. Beliau pun membawakan ayat yaitu
إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ
artinya: “Bila kalian kufur maka sesungguhnya Allah tidak butuh kepada kalian. Dia tidak ridha adanya kekufuran pada hamba-hamba-Nya. (Namun) bila kalian bersyukur maka Dia ridha kepada kalian.” (Az Zumar:7).
Juga firman-Nya
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
artinya: “Pada hari ini, Aku telah sempurnakan agama ini kepada kalian, Aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan Aku ridhai Islam menjadi agama kalian.” (Al Maidah:3)

Beliau juga menambahkan bahwa bila mereka sendiri yang mengucapkan selamat hari raya tersebut kepada kita maka kita tidak boleh membalasnya karena memang bukan hari raya kita. Demikian pula, hal tersebut disebabkan hari raya mereka ini bukanlah hari raya yang diridhai Allah karena memang sebuah bentuk bid’ah dalam agama asli mereka. Atau kalau memang disyariatkan, maka hal itu telah dihapus dengan datangnya agama Islam.” (Majmu’uts Tsamin juz 3 dan Al Muntaqa min Fatawa Asy Syaikh Shalih Al Fauzan 1/255)
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa orang yang mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir pada hari raya mereka, kalaupun dia ini selamat dari kekufuran maka dia pasti terjatuh kepada keharaman. Keadaan dia ini seperti halnya mengucapkan selamat atas sujud mereka kepada salib. (Ahkamu Ahlidz Dzimmah)
3. Tidak Tukar Menukar Hadiah Pada Hari Raya Mereka
Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Telah sampai kepada kami (berita) tentang sebagian orang yang tidak mengerti dan lemah agamanya, bahwa mereka saling menukar hadiah pada hari raya Nashrani. Ini adalah haram dan tidak boleh dilakukan. Sebab, dalam (perbuatan) tersebut mengandung unsur keridhaan kepada kekufuran dan agama mereka. Kita mengadukan (hal ini) kepada Allah.” (At Ta’liq ‘Ala Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal. 277)
4. Tidak Menjual Sesuatu Untuk Keperluan Hari Raya Mereka
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan bahwa seorang muslim yang menjual barang dagangannya untuk membantu kebutuhan hari raya orang-orang kafir baik berupa makanan, pakaian atau selainnya maka ini merupakan bentuk pertolongan untuk mensukseskan acara tersebut. (Perbuatan) ini dilarang atas dasar suatu kaidah yaitu: Tidak boleh menjual air anggur atau air buah kepada orang-orang kafir untuk dijadikan minuman keras (khamr). Demikian halnya, tidak boleh menjual senjata kepada mereka untuk memerangi seorang muslim. (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal.325)
5. Tidak Melakukan Aktivitas-Aktivitas Tertentu Yang Menyerupai Orang-Orang Kafir Pada Hari Raya Mereka
Didalam fatwanya, Asy Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: “Dan demikian pula diharamkan bagi kaum muslimin untuk meniru orang-orang kafir pada hari raya tersebut dengan mengadakan perayaan-perayaan khusus, tukar menukar hadiah, pembagian permen (secara gratis), membuat makanan khusus, libur kerja dan semacamnya. Hal ini berdasarkan ucapan Nabi :
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut.” (H.R Abu Daud dengan sanad hasan). (Majmu’uts Tsamin juz 3)
DOSAKAH BILA MELAKUKAN HAL ITU DALAM RANGKA MUDAHANAH (BASA BASI)?
Selanjutnya didalam fatwa itu juga, beliau mengatakan: “Dan barangsiapa melakukan salah satu dari perbuatan tadi (dalam fatwa tersebut tanpa disertakan no 1,3 dan 4-pent) maka dia telah berbuat dosa, baik dia lakukan dalam rangka bermudahanah, mencari keridhaan, malu hati atau selainnya. Sebab, hal itu termasuk bermudahanah dalam beragama, menguatkan mental dan kebanggaan orang-orang kafir dalam beragama.” (Majmu’uts Tsamin juz 3)
Sedangkan mudahanah didalam beragama itu sendiri dilarang oleh Allah . Allah berfirman
وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ
(artinya): “Mereka (orang-orang kafir) menginginkan supaya kamu bermudahanah kepada mereka lalu mereka pun bermudahanah pula kepadamu.” (Al Qalam:9)
ORANG-ORANG KAFIR BERGEMBIRA BILA KAUM MUSLIMIN IKUT BERPARTISIPASI DALAM HARI RAYA MEREKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Oleh karena itu, orang-orang kafir sangat bergembira dengan partisipasinya kaum muslimin dalam sebagian perkara (agama) mereka. Mereka sangat senang walaupun harus mengeluarkan harta yang berlimpah untuk itu.” (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal.39).
BOLEHKAH SEORANG MUSLIM IKUT MERAYAKAN TAHUN BARU DAN HARI KASIH SAYANG (VALENTINE’S DAY)?
Para ulama yang tergabung dalam Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al Ilmiyah Wal Ifta’ (Komite Tetap Kajian Ilmiah Dan Fatwa) Arab Saudi dalam fatwanya no.21203 tertanggal 22 Dzul Qa’dah 1420 menyatakan bahwa perayaan-perayaan selain Iedul Fithri dan Iedul Adha baik yang berkaitan dengan sejarah seseorang, kelompok manusia, peristiwa atau makna-makna tertentu adalah perayaan-perayaan bid’ah. Tidak boleh bagi kaum muslimin untuk berpartisipasi apapun didalamnya.
Didalam fatwa itu juga dinyatakan bahwa hari Kasih Sayang (Valentine’s Day)- yang jatuh setiap tanggal 14 Pebruari- merupakan salah satu hari raya para penyembah berhala dari kalangan Nashrani.
Adapun Asy Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah (salah satu anggota komite tersebut) menyatakan bahwa penanggalan Miladi/Masehi itu merupakan suatu simbol keagamaan mereka. Sebab, simbol tersebut menunjukan adanya pengagungan terhadap kelahiran Al Masih (Nabi Isa ?) dan juga adanya perayaan pada setiap awal tahunnya. (Al Muntaqa min Fatawa Asy Syaikh Shalih Al Fauzan 1/257). Wallahu A’lam.
(Sumber : http://www.assalafy.org/mahad/?p=89)

Filed in: Aqidah

Rabu, 21 Desember 2011

Ucapan ‘Peristirahatan Terakhir’

0 komentar
Pertanyaan:
Bolehkan orang yang dikubur disifati dengan kalimat: ‘Memasuki tempat peristirahatan terakhirnya’ atau kalimat-kalimat semacamnya?
Jawab:
Kita baru saja mendengar kabar-kabar orang yang meninggal yang disiarkan oleh sebagian radio-radio Arab, yaitu dengan menyebutkan nama-nama orang yang meninggal tersebut. Misalnya dalam hal ini dikatakan: Telah meninggal fulan bin fulan dan seterusnya, dan dia akan dibaringkan di tempat peristirahatan terakhirnya pada jam sekian pada hari sekian.
Sudah dari dahulu saya sudah memberikan catatan terhadap ucapan ini dan terkadang saya mengingatkan bahwa ungkapan semacam ini ‘peristirahatan terakhir’ bukanlah termasuk dari ungkapan-ungkapan syar’iyah. Hal itu karena ungkapan seperti ini bisa keluar dari mulut seorang mukmin yang beriman akan adanya kebangkitan dan bisa juga keluar dari mulut seorang mulhid (kafir) yang tidak mengimani adanya kebangkitan.
Hanya saja jika ungkapan seperti ini diucapkan oleh seorang mukmin, maka ungkapan ini sangat kurang. Berbeda halnya jika diucapkan oleh seorang mulhid, maka dia sebenarnya tengah mengungkapkan sendiri penyimpangannya, karena dia tidak mengimani bahwa setelah tempat peristirahatan atau tempat kembali terakhir ini masih ada kehidupan yang lain. Tatkala sudah dipahami bersama bahwa seorang muslim itu harus berbeda dalam seluruh ucapan dan amalannya dari orang-orang yang bertentangan dengannya dalam hal pemikiran dan akidah, maka sudah sepantasnya juga dia wajib untuk menjauhi ungkapan-ungkapan semacam ini, yang mana ungkapan ini mengesankan pengingkaran kepada kebangkitan. Maka sepatutnya dikatakan -misalnya-: ‘Tempat peristirahatan terakhirnya di dalam kubur’ atau ‘di alam barzakh’ atau ungkapan-ungkapan semacamnya, yang jelas harus diberikan pembatasan.
Hanya saja pembatasan seperti ini dan semacamnya biasa saya namakan dengan istilah tarqi’ (pencangkokan) dalam ucapan (baca: kalimat bersayap, pent.). Dan tarqi’ dalam ucapan ini bukanlah termasuk adab-adab Islami. Hal itu karena telah datang beberapa hadits nabawi yang shahih, yang memerintahkan dan mengajari kita agar kita tidak mengucapkan ucapan yang mengharuskan kita untuk mentakwilnya (menafsirkannya) setelah kita mengucapkannya. Di antara hadits-hadits tersebut adalah:
إِيّـاكَ وَما يُعْتَذرُ مِنْهُ
“Waspadalah dari apa-apa yang akan dicarikan udzur darinya.”
Dan sabda beliau yang lain:
لاَ تُكَلِّمَنَّ بِكَلامٍ تَعْتَذِرُ بِهِ عِنْدَ النّاسِ
“Janganlah kamu berbicara dengan ucapan yang kamu akan meminta udzur (alasan) dengannya di hadapan orang-orang.”
Karenanya, di antara kesalahan buruk yang lahir dari taqild kaum muslimin kepada orang-orang kafir, sampai dalam hal penerjemahan ungkapan-ungkapan mereka yang tidak menunjukkan bahwa mereka ini beriman kepada hari kebangkitan. Di antara bentuk taqlid tersebut adalah ucapan sebagian radio Arab ketika memberitakan orang-orang yang meninggal: Dia akan dipindahkan ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Padahal kubur ini bukanlah tempat peristirahatan terakhir bagi orang-orang yang telah meninggal, akan tetapi tempat peristirahatan terakhir mereka adalah sebagaimana firman Rabb kita Azza wa Jalla dalam Al-Qur`an Al-Karim:
فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ
“Sekelompok masuk ke dalam surga dan sekelompok masuk ke dalam neraka.” (QS. Asy-Syura: 7)
Maka ucapan ‘peristirahatan terakhir’ ini sama sekali tidak mengungkapkan akidah Islamiah. Karenanya sebagaimana dalam sebuah pribahasa dikatakan: Seandainya sesuatu itu ditaati atau didengarkan maka akal akan menjadi pendek.
Maka saya betul-betul menasehati mereka agar mereka meninggalkan ungkapan-ungkapan seperti ini yang merupakan hasil terjemahan dari ungkapan-ungkapan orang asing yang kafir, dan beralih kepada ungkapan Islami yang tidak mengesankan sedikitpun sesuatu yang bertentangan dengan Islam dan aqidah Islamiah. Berdasarkan sabda-sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam yang telah berlalu:
إِيّـاكَ وَما يُعْتَذرُ مِنْهُ
“Waspadalah dari apa-apa yang akan dicarikan udzur darinya.”
Ini adalah peringatan dan peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
[Diterjemahkan dari jawaban Asy-Syaikh Al-Albani dalam kaset Silsilah Al-Huda wa An-Nur no. 222, menit 36 detik 03]
Ucapan ‘Peristirahatan Terakhir’

KABAR MENYEJUKKAN: KEBERHASILAN ISLAMISASI Di NUSA KAMBANGAN-PENGEMBANGAN DAKWAH AHLUSSUNNAH DI CIAMIS & SEKITARNYA-PELUANG DAKWAH DI PEGUNUNGAN BANDUNG SELATAN-TELAH BERDIRI MARKAZ DAKWAH DI KOTA BANJAR 20/12/2011 Tinggalkan sebuah Komentar {INFO DAKWAH] SEMOGA DAPAT MENJADI PENYEJUK MATA BAGI AHLUS SUNNAH DAN PELIPUR LARA DARI TRAGEDI DAMMAJ 1. DAERAH YANG DULU DIKENAL OLEH MASYARAKAT DAN PEMERINTAH SETEMPAT SEBAGAI DAERAH KRISTENISASI KINI BERUBAH NAMA MENJADI DAERAH ISLAMISASI Alhamdulillah, daerah Selok Jero, Nusa Kambangan yang dulunya dikenal sebagai daerah Kristenisasi, kini istilahnya berubah menjadi daerah Islamisasi. Perubahan itu karena banyaknya kaum muslimin yang dulunya murtad telah kembali memeluk masuk Islam. Diantara mereka ada yang baru 2 bulan murtad, ada yang sudah 7 tahun bahkan ada yang sudah 30an tahun. Pada umumnya keislaman mereka baik, semangat menuntut ilmu dan telah mulai memahami hakikat tauhid, sehingga baru-baru ini mereka MENOLAK ketika sebagian kaum muslimin (yang tidak pernah murtad ke Kristen) mengajak mereka untuk melakukan ibadah “Sedekah Laut” dan “Sedekah Bumi” yakni satu bentuk kesyirikan kpd Allah ta’ala dgn mempersembahkan sesajen dan kurban kepada selain-Nya yang mereka anggap mempengaruhi hasil panen atau tangkapan ikan mereka. Wal’iyadzu billah. (lagi…) Silakan Bagikan di: >>> Facebook3 Twitter Email Print Ditulis dalam Aqidah, Info, Info Dakwah Tags: ahlussunnah, bandung, banjar, barat, dakwah, dalafiyah, dammaj, DI/TII, gembira, informasi, islamisasi, jawa, jawa barat, jawa tengah, kabar, kambangan, kristenisasi, markaz, menyejukkan, nusa, nusa kambangan, pegunungan, perkotaan, pusat, radio, rds, sejuk, selatan, selok jero, tengah, tragedi INSYA ALLAH TAHUN INI TIDAK ADA LAGI PERAYAAN MAULID / NATAL / ULANG TAHUNNYA “TUHAN” YESUS DI DESA SELOK JERO NUSA KAMBANGAN 07/12/2011 Tinggalkan sebuah Komentar INSYA ALLAH TAHUN INI TIDAK ADA LAGI PERAYAAN MAULID / NATAL / ULANG TAHUNNYA “TUHAN” YESUS DI DESA SELOK JERO NUSA KAMBANGAN Alhamdulillah, di saat kaum muslimin seluruh dunia berharap-harap cemas menanti kemenangan Ahlus Sunnah atas Pemberontak Syi’ah Yaman, pada hari Selasa kemarin 4 orang warga desa Selok Jero yang murtad kembali memeluk Islam, salah satunya adalah tokoh mereka. Dan pekan sebelumnya, sepasang suami istri berasal dari Wajo Sulawesi Selatan yang murtad juga kembali masuk Islam, insya Allah nanti diupload ke blog ana. Mohon doa kaum muslimin, semoga tahun ini tidak ada lagi perayaan MAULID / NATAL / ULANG TAHUNNYA “TUHAN” YESUS di desa ini. Masih ada 3 orang lagi yang insya Allah akan terus didakwahi untuk kembali memeluk Islam. Jika warga desa Selok Jero yang murtad telah kembali 100 % memeluk Islam maka ini akan jadi contoh yang baik bagi desa-desa yang lain, karena sesungguhnya garapan dakwah memerangi Kristenisasi ini masih sangat luas, masih banyak desa yang belum berhasil kami jangkau karena berbagai keterbatasan. (lagi…) Silakan Bagikan di: >>> Facebook9 Twitter Email Print Ditulis dalam Aqidah Tags: desa, dukun, hutan, kampung, kiai, kristenisasi, maulid, misi, misionaris, natal, nusa kambangan, penghijauan, preman, proyek, rawa apu, selok jero, sufi, syi'ah, ulang tahun, Yayasan Pelajaran dari Musibah yang Menimpa Ahlus Sunnah di Yaman 05/12/2011 Tinggalkan sebuah Komentar بسم الله الرحمن الرحيم Tidak ada seorang muslim pun -insya Allah-, apalagi seorang Ahlus Sunnah; seorang salafi sejati, yang tidak bersedih dengan musibah yang menimpa saudara-saudaranya Ahlus Sunnah di Ma’had Darul Hadits Dammaj, Yaman, yang saat ini lagi dikepung oleh pemberontak Syi’ah –semoga Allah ‘azza wa jalla menghancurkan mereka-. Alhamdulillah, banyak kaum muslimin di seluruh dunia menunjukkan simpati dan doa bagi keselamatan dan kemenangan Ahlus Sunnah atas pemberontak Syi’ah yang zalim ini. Akan tetapi, hal itu tidak membuat kita lupa dengan kezaliman yang dilakukan sebagian orang di Dammaj berupa celaan-celaan mereka kepada para ulama yang telah mengakibatkan Ahlus Sunnah di seluruh dunia berpecah belah. Kita tidak melupakan kezaliman sebagian mereka terhadap Ahlus Sunnah dengan penistaan yang mereka lakukan kepada Al-Walid Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ubaid Al-Jabiri, Asy-Syaikh Al-Faqih Abdullah Al-Mar’i, Asy-Syaikh Abdur Rahman Al-Mar’i, para masyaikh lainnya dan para penuntut ilmu –hafizhahumullah-. Bahkan beberapa waktu lalu ketika perang sedang berkecamuk, masih ada diantara mereka yang merendahkan para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah –wal’iyadzu billah-. (lagi…) Silakan Bagikan di: >>> Facebook1 Twitter Email Print Ditulis dalam Aqidah Tags: ahlus sunnah, dammaj, darul hadits, hadits, ma'had, menimpa, musibah, pelajaran, yaman [Silakan Unduh/Download Nasihat dan Dialog] Masuk Islamnya Mantan Penginjil dan Anaknya 29/11/2011 Tinggalkan sebuah Komentar بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Allahu Akbar, takbir kembali bergema di Ma’had An-Nur Al-Atsari Banjarsari Ciamis atas masuk Islamnya seorang Penginjil; Bapak Warsito, seorang yang sebelumnya telah banyak mengajak kaum muslimin untuk murtad, disusul oleh anak perempuannya; Lastri, yang sebelumnya begitu tekun mempelajari Injil. Ucapan syukur kami panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas nikmat yang besar ini, disertai sebuah harapan, semoga menjadi amal shalih dan pemberat timbangan kebaikan pada hari kiamat bagi kaum muslimin yang terlibat langsung dalam kegiatan dakwah di daerah-daerah rawan Kristenisasi. Adapun bagi mereka yang tidak terlibat langsung, namun telah membantu dengan doa, tenaga dan donasi, maka begembiralah dengan pahala yang sama dengan orang-orang yang terlibat langsung. Karena Nabi kita yang mulia, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah bersabda: مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللهِ فَقَدْ غَزَا ، وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا “Barangsiapa yang membantu perlengkapan orang yang berjihad di jalan Allah maka sungguh dia juga telah ikut berjihad, dan barangsiapa yang membantu keluarga seorang yang berjihad di jalan Allah dengan suatu kebaikan maka dia juga telah ikut berjihad.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu’anhu] (lagi…) Silakan Bagikan di: >>> Facebook10 Twitter Email Print Ditulis dalam Aqidah, Silakan Unduh/download Tags: dialog, download, injil, islam, kristenisasi, mantan, masuk, nasihat, penginjil, rekaman, silakan, takbir, unduh ALLAHU AKBAR. Telah Masuk Islam Orang yang Dulu Sangat Berperan dalam Memurtadkan Umat Islam & Ajakan untuk Bersedekah-Memberi Zakat-Memberi Hadiah

0 komentar

| 28/11/2011

ALLAHU AKBAR, SETELAH KEGIATAN DAKWAH DAN BAKTI SOSIAL, SALAH SEORANG KAKI TANGAN PENDETA & MISIONARIS KRISTEN TELAH MASUK ISLAM, PADAHAL DAHULUNYA BELIAU SANGAT BERPERAN DALAM MEMURTADKAN UMAT ISLAM
Alhamdulillah, kegiatan Dakwah, Pengobatan Gratis dan Pembagian Sembako pada hari Sabtu kemarin di dua desa rawan Kristenisai; Cikadim dan Selok Jero berjalan lancar, diikuti kurang lebih 100 Pasien wanita dan 60 pasien pria. Ucapan terima kasih; jazaakumullaahu khairon kami sampaikan kepada:
1. Pemerintah RI dan Mabes POLRI atas dukungannya.
2. Kaum muslimin dari berbagai daerah atas dukungan doa, tenaga dan donasi.
3. Asatidzah dan Santri Ma’had An-Nur Al-Atsari Banjarsari Ciamis, Ma’had Al-Ihsan Sindangkasih Ciamis dan Ma’had Al-Manshuroh Kroya Cilacap.
4. Dokter Abu Hanif dan istri beliau Dokter Ummu Hanif serta Timnya.
5. Dokter Abu Muhammad Djp dan istri beliau Dokter Ummu Muhammad serta Timnya dari Jakarta.
6. Tim Dokter, Perawat dan Ambulans dari Rumah Sakit SIAGA MEDIKA Banyumas, Dinas Kesehatan Banyumas dan Dinas Kesehatan Kota Banjar.
Segala puji hanya bagi Allah tabaraka wa ta’ala, setelah kegiatan ini, salah seorang kaki tangan Pendeta dan Misionaris Kristen yang cukup berpengaruh di masyarakatnya pada hari ini, Ahad sebelum zhuhur telah masuk Islam, dan sebelumnya pada hari Kamis 3 keluarga juga telah masuk Islam.

Seperti biasa, kami menyalurkan kepada mereka bantuan kaum muslimin berupa sedikit uang tunai, sembako, pakaian muslim dan muslimah, dan 8 ekor kambing; jantan dan betina. Rekamannya insya Allah akan diupload ke blog ana.
Mohon doa dan dukungan kaum muslimin, Insya Allah besok ada 5 keluarga yang berencana datang ke Ma’had An-Nur Al-Atsari untuk kembali memeluk Islam. Alhamdulillah kami masih mengumpulkan 10 ekor kambing untuk mereka.
Secara umum yang dibutuhkan kaum muslimin yang baru masuk Islam:
1. Bangunan masjid permanen.
2. Pakaian muslim dan muslimah, saat ini dibutuhkan kurang lebih 50 pasang untuk yg baru masuk Islam maupun yang masih muslim.
3. Pembukaan lapangan kerja.
Bagi kaum muslimin yang mau menyalurkan bantuannya dalam bentuk hadiah, sedekah maupun zakat bisa melalui rekening:
1. BRI: 3153-0100-2706-507 an. Ojan Paojan.
2. BNI: 002654-2376 an. Agus Iskandar.
Setelah transfer mohon konfirmasi ke nomor 085256842111, dengan menyebutkan tanggal transfer, nama dan jumlahnya. Jazaakumullaahu khairon.
Sumber: Info dari Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray: (http://www.facebook.com/SofyanRuray), Muharram 1433 H/Nopember 2011

[Silakan Unduh/Download Nasihat dan Dialog] Masuk Islamnya Mantan Penginjil dan Anaknya

0 komentar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Allahu Akbar, takbir kembali bergema di Ma’had An-Nur Al-Atsari Banjarsari Ciamis atas masuk Islamnya seorang Penginjil; Bapak Warsito, seorang yang sebelumnya telah banyak mengajak kaum muslimin untuk murtad, disusul oleh anak perempuannya; Lastri, yang sebelumnya begitu tekun mempelajari Injil.
Ucapan syukur kami panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas nikmat yang besar ini, disertai sebuah harapan, semoga menjadi amal shalih dan pemberat timbangan kebaikan pada hari kiamat bagi kaum muslimin yang terlibat langsung dalam kegiatan dakwah di daerah-daerah rawan Kristenisasi.
Adapun bagi mereka yang tidak terlibat langsung, namun telah membantu dengan doa, tenaga dan donasi, maka begembiralah dengan pahala yang sama dengan orang-orang yang terlibat langsung. Karena Nabi kita yang mulia, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah bersabda:
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللهِ فَقَدْ غَزَا ، وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
“Barangsiapa yang membantu perlengkapan orang yang berjihad di jalan Allah maka sungguh dia juga telah ikut berjihad, dan barangsiapa yang membantu keluarga seorang yang berjihad di jalan Allah dengan suatu kebaikan maka dia juga telah ikut berjihad.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu’anhu]

Al-Imam Ath-Thobari rahimahullah berkata:
وفيه من الفقه أن كل من أعان مؤمنًا على عمل بر فللمعين عليه أجر مثل العامل
“Dan dalam hadits ini terdapat fiqh (pemahaman) bahwa setiap orang yang menolong seorang mukmin dalam melaksanakan satu amalan kebaikan maka orang yang menolong tersebut mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [Syarh Shahih Al-Bukhari Libnil Batthol, 5/51]
Al-Imam An-Nawawi As-Syafi’i rahimahullah berkata:
وَفِي هَذَا الْحَدِيث : الْحَثّ عَلَى الْإِحْسَان إِلَى مَنْ فَعَلَ مَصْلَحَة لِلْمُسْلِمِينَ ، أَوْ قَامَ بِأَمْرٍ مِنْ مُهِمَّاتهمْ .
“Dan dalam hadits ini ada sebuah dorongan untuk berbuat baik kepada orang yang melakukan suatu amalan demi kemaslahatan kaum muslimin atau melakukan suatu perkara demi kepentingan kaum muslimin.” [Syarh Muslim Lin Nawawi, 13/40]
Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata:
ويؤخذ من هذا أن كل من أعان شخصا في طاعة الله فله مثل أجره فإذا أعنت طالب علم في شراء الكتب له أو تأمين السكن أو النفقة أو ما أشبه ذلك فإن لك أجرا أي مثل أجره من غير أن ينقص من أجره شيئا وهكذا أيضا لو أعنت مصليا على تسهيل مهمته في صلاته في مكانه وثيابه أو في وضوئه أو في أي شيء فإنه يكتب لك في ذلك أجر فالقاعدة العامة أن من أعان شخصا في طاعة من طاعة الله كان له مثل أجره من غير أن ينقص من أجره شيئا
“Pelajaran yang bisa dipetik dari hadits ini, bahwasannya setiap orang yang menolong orang lain dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah maka dia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang ditolongnya.
Maka jika engkau menolong seorang penuntut ilmu dalam membeli buku-buku baginya, atau menyediakan asramanya, atau memberi infak kepadanya, atau yang semisal dengannya, maka engkau akan mendapatkan pahala seperti penuntut ilmu tersebut tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.
Demikian pula jika engkau membantu seorang yang melaksanakan sholat agar mudah baginya melakukan sholat, baik tempat sholatnya, pakaiannya, air wudhunya dan apa saja yang dapat memudahkannya untuk melakukan sholat, maka engkau akan mendapatkan pahala seperti pahalanya.
Maka ini merupakan kaidah umum; barangsiapa yang menolong orang lain untuk melakukan suatu ketaatan kepada Allah, maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang melakukan ketaatan tersebut tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.” [Syarh Riyadhus Shalihin, 2/375]
Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih; jazaakumullahu khairon kepada seluruh kaum muslimin dari berbagai daerah yang telah membantu kami dalam berdakwah di daerah-daerah rawan pemurtadan, semoga Allah ta’ala menjadikan setiap amal kita ikhlas, semata-mata mengaharapkan keridhoan-Nya.
Inilah rekaman masuk Islamnya orang-orang yang tadinya murtad, satu persatu kembali memeluk Islam:
Masuk Islamnya Bapak Paiman, Slamet dan Anto
Link: http://www.4shared.com/audio/9TD4miJ0/Masuk_Islamnya_Bapak_Paiman_Sl.html
Masuk Islamnya Bapak Sito, Mantan Penginjil
Link: http://www.4shared.com/audio/zlRgPI2B/Masuk_Islamnya_Bapak_Sito_Mant.html
Masuk Islamnya Sdr Ponijan, Ibunya Sariyah dan Lastri [Anak Bapak Sito]
Link: http://www.4shared.com/audio/MgSAZvAo/Masuk_Islamnya_Sdr_Ponijan_Ibu.html
Alhamdulillah, seperti biasa setelah masuk Islam kami menyalurkan bantuan kaum muslimin kepada mereka berupa uang tunai, sembako, pakaian muslim dan muslimah, dan masing-masing dua ekor kambing jantan dan betina. Semoga bantuan tersebut semakin mengokohkan mereka dalam Islam dan menguatkan tali persaudaraan antara sesama muslim.
Mereka juga masih membutuhkan bantuan berupa:
  1. Bangunan masjid permanen
  2. Pembangunan Pondok Pesantren
  3. Pakaian muslim dan muslimah
  4. Buku-buku agama
  5. Pembukaan lapangan kerja
Semoga Allah tabaraka wa ta’ala memberikan taufiq kepada kaum muslimin untuk dapat membantu mereka.
 وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Sumber: Situs Ustadz Sufyan Chalid Ruray-hafizhahullah- ( http://nasihatonline.wordpress.com/2011/11/29/download-nasihat-dan-dialog-masuk-islamnya-mantan-penginjil-dan-anaknya/ )

KABAR MENYEJUKKAN: KEBERHASILAN ISLAMISASI Di NUSA KAMBANGAN-PENGEMBANGAN DAKWAH AHLUSSUNNAH DI CIAMIS & SEKITARNYA-PELUANG DAKWAH DI PEGUNUNGAN BANDUNG SELATAN-TELAH BERDIRI MARKAZ DAKWAH DI KOTA BANJAR | 20/12/2011

0 komentar
{INFO DAKWAH] SEMOGA DAPAT MENJADI PENYEJUK MATA BAGI AHLUS SUNNAH DAN PELIPUR LARA DARI TRAGEDI DAMMAJ
1. DAERAH YANG DULU DIKENAL OLEH MASYARAKAT DAN PEMERINTAH SETEMPAT SEBAGAI DAERAH KRISTENISASI KINI BERUBAH NAMA MENJADI DAERAH ISLAMISASI
Alhamdulillah, daerah Selok Jero, Nusa Kambangan yang dulunya dikenal sebagai daerah Kristenisasi, kini istilahnya berubah menjadi daerah Islamisasi. Perubahan itu karena banyaknya kaum muslimin yang dulunya murtad telah kembali memeluk masuk Islam. Diantara mereka ada yang baru 2 bulan murtad, ada yang sudah 7 tahun bahkan ada yang sudah 30an tahun.
Pada umumnya keislaman mereka baik, semangat menuntut ilmu dan telah mulai memahami hakikat tauhid, sehingga baru-baru ini mereka MENOLAK ketika sebagian kaum muslimin (yang tidak pernah murtad ke Kristen) mengajak mereka untuk melakukan ibadah “Sedekah Laut” dan “Sedekah Bumi” yakni satu bentuk kesyirikan kpd Allah ta’ala dgn mempersembahkan sesajen dan kurban kepada selain-Nya yang mereka anggap mempengaruhi hasil panen atau tangkapan ikan mereka. Wal’iyadzu billah.
Insya Allah dalam waktu dekat ada sekitar 17 orang dari desa-desa sekitar Selok Jero yang akan masuk Islam. Sangat dibutuhkan TA’AWUN kaum muslimin untuk menyediakan HADIAH, SEDEKAH atau ZAKAT bagi mereka. Biasanya setiap mu’allaf kami berikan 2 ekor kambing [jantan dan betina], pakaian muslim/muslimah, sejumlah uang tunai dan sembako, dengan harapan sedikit pemberian tsb dapat lebih menguatkan keimanan mereka dan menutupi kebutuhan mereka dari mengharapkan uluran tangan para PENDETA / ROMO.
2. DAKWAH DI PERKOTAAN
Alhamdulillah, kegiatan dakwah Ma’had An-Nur Al-Atsari juga merambah di daerah perkotaan; Ciamis, Banjar, Majenang, Sidareja, Wanareja Cilacap dan sekitarnya. Bagi Anda yang punya keluarga atau kenalan di daerah-daerah tsb dapat Anda informasikan kepada mereka untuk menghadiri kegiatan ta’lim, semoga menjadi sebab hidayah insya Allah ta’ala.
Satu hal menarik yang mungkin perlu kami sampaikan, salah seorang pengusaha muslim keturunan Tionghoa yang mengenal dakwah Ahlus Sunnah melalui Radio Dakwah Salafiyah [RDS] Ciamis 107.7 FM meminta ta’lim di pabrik beliau dan alhamdulillah telah berjalan secara rutin.
Salah satu nasihat yang disampaikan oleh Asatidzah agar menghindari mu’amalah RIBA dgn bank, sehingga alhamdulillah rencana pengembangan usaha ekspor perkayuan beliau pada thn 2012 yang telah disetujui oleh salah satu bank ternama utk mengucurkan pinjaman modal sebesal 100 Milliar akhirnya ditolak oleh beliau. Sebagai solusinya, beliau menawarkan untuk menjual sebagian saham perusahaannya kepada Ahlus Sunnah yang berminat senilai “hanya” 13,5 Milliar.
3. INFO DAKWAH DARI PEGUNUNGAN BANDUNG SELATAN [MAJALAYA DAN SEKITARNYA
Subhanallah, masyarakat di daerah ini sangat terbuka dengan dakwah Ahlus Sunnah [baik mantan DI/TII maupun masyarakat awam], ada sekitar 5 desa dan 10 masjid meminta jadwal ta’lim rutin dari Asatidzah Ahlus Sunnah. Bahkan mereka menawarkan tanah-tanah mereka di beberapa tempat untuk dibangun Pondok Pesantren.
Ada satu nilai tambah daerah ini, yaitu masyarakat umumnya ramah, pemandangan pegunungan yang indah, tanah yang subur, udara sejuk khas pegunungan, AIR yang jernih dan melimpah. Diperlukan donasi pembangunan ma’had dan para da’i / ustadz yang bersedia mengelolanya
4. TELAH BERDIRI PUSAT INFORMASI DAN DAKWAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH DI KOTA BANJAR
Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah ta’ala, kemudian ta’awun dari kaum muslimin, di daerah Cipadu Banjar yang terletak di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah telah didirikan Pusat Informasi dan Dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yaitu sebuah markaz dakwah yang membantu peyiaran dakwah seperti Perpustakaan, Pembagian buku-buku dan CD secara gratis, dan gedung yang kami sewa juga bisa digunakan sbg tempat transit para musafir.
Mhn doa dan dukungan kaum muslimin, jazaakumullaAhu khairon.
Tambahan: Bagi kaum muslimin yang mau menyalurkan bantuannya dalam bentuk hadiah, sedekah maupun zakat bisa melalui rekening:
1. BRI: 3153-0100-2706-507 an. Ojan Paojan.
2. BNI: 002654-2376 an. Agus Iskandar.
Setelah transfer mohon konfirmasi ke nomor 085256842111, dengan menyebutkan tanggal transfer, nama dan jumlahnya.
Sumber Info: kabar dari Al-Ustadz Sufyan Khalid Ruray (http://www.facebook.com/SofyanRuray/posts/343384449012084?notif_t=mentions_comment)

Nasehat Dan Bimbingan Ulama Terhadap Ahlussunnah Kaitannya Blokade di Dammaj

0 komentar
Kamis, 15 Desember 2011 15:09
Cetak PDF
Nasehat Fadhilatu As Syaikh ‘Abdurrahman bin Umar Mar’ie Al-Adny Terkait Dengan Pengepungan dan Blokade yang terjadi di Dammaj.
Bismillahirrahmanirrahim
Tidak lupa -wahai saudaraku sekalian karena Allah- untuk senantiasa kita mendoakan saudara-saudara kita di dammaj -semoga allah memberikan taufiq kepada mereka- agar Allah melidungi mereka dan memberikan jalan keluar kepada mereka.
Karena disana ada orang-orang sholih baik dari kalangan laki-laki maupun wanita yang mana mereka adalah dari kalangan ahlussunnah yang saat ini berada didalam kesulitan dan kesedihan. Dan mereka sangatlah butuh terhadap pertolongan dari saudara-saudara mereka kaum muslimin.
Maka apabila kita tidak mampu untuk membantu mereka disana kecuali dengan berdo’a, maka jangan sampai kita lalai untuk mendo’akan mereka disaat kita jauh dari mereka, semoga Allah memberkahi kalian.
Kita memohon kepada Allah untuk mengembalikan tipu daya dan makar musuh-musuh mereka dan semoga Allah menolong saudara-saudara kita di sana dan memberikan ampunan-Nya kepada kita dan kepada mereka, dan memberikan segala petunjuk dan bimbingan-Nya serta mengokohkan kita semua diatas al-haq sampai kita bertemu dengan Allah subhaanahu wa ta’ala. Barakallahu Fikum. Kita berdo’a di kesendirian kita. Jazakumullah khairan.

Diterjemah Oleh : Abdul Mu’thi bin Mugni Hafizhahulloh

Teks dalam bahasa Arab :
نصيحة
فضيلة الشيخ عبد الرحمن بن عمر بن مرعي العدني
المتعلقة بحصار دماج

بسم الله الرحمن الرحيم
لا نَنسَى إخواني في الله ، أن ندعو لإخواننا - وفقهم الله - في بلاد دماج أنّ الله يَدفعَ عنهم ويفرِّج عنهم
فإنَّ هناك أناساً صالحين من الرجال والنساء من أهل السنة وهم في كُرْبة وغُمَّة ، يحتاجون إلى المناصرة من إخوانهم المسلمين .
لو لم يكن إلا بالدعاء ، لا نَغفَل عن الدعاء لإخواننا بظهر الغيب بارك الله فيكم
ونسأل الله أن يرُدّ كيد عدوهم وأن ينصر إخواننا وأن يتوب علينا وعليهم وأن يُلهِم الجميع رُشْده وأن يُثبِّت الجميع على الحق حتى يلقاه بارك الله فيكم
الدعاء بظهر الغيب جزاكم الله خيراً .

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ditanya As Syaikh Al ‘Allamah Shalih bin Fauzan Al Fauzan, “Apa nasehat anda untuk saudara-saudara kita Ahlussunnah di yaman yang sedang diperangi oleh kelompok hutsiyyun (kelompok rafidhah, pent-)?

Maka beliau menjawab:
“Wajib bagi mereka untuk menyandarkan diri dan percaya kepada Allah. Sebagaimana juga wajib atas mereka untuk memperbanyak bermunajat kepada Allah degan do’a-do’a mereka, membela dan menjaga diri-diri mereka, anak cucu dan keturunan mereka serta harta-harta yang mereka miliki, yang mana mereka membela dan menjaga itu semua sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka.
Dan tidaklah musibah ini menimpa penduduk yaman kecuali karena kelemahan dan perpecahan (perselisihan) yang ada disisi mereka, jikalau mereka bersatu dan berkumpul diatas satu bendera maka niscaya tidak akan ada seorangpun dari musuh mereka yang mampu masuk ditengah-tengah mereka dan menyerang mereka, akan tetapi karena mereka berpecah dan berselisih sehingga menimbulkan kepentingan-kepentingan pribadi (tendensi-tendensi tertentu), maka terjadilah apa yang saat ini sedang terjadi di negeri tersebut, na’am.
Maka aku mewasiatkan kepada mereka untuk bersabar dan melakukan sebab- sebab (datangnya pertolongan Allah Subhaanahu wata’aala), dan diantara sebab-sebab tersebut adalah al ijtima’ (berkumpul) dan tidak berpecah belah (berselisih). Allah ta’ala berfman:
( ولا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم واصبروا )
“Dan janganlah kalian berbantah-bantahan, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian, dan bersabarlah.”
Dan firman Allah Jalla wa ‘Ala:
(ولا تكونوا كالذين تفرّقوا واختلفوا)
“Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yg bercerai berai dan berselisih.”
Maka wajib atas mereka untuk bersatu !!!
Dan kelompok-kelompok hizby serta berbagai perpecahan yang ada, ini adalah kerugian dan kerusakan bagi kaum muslimin. Maka mereka wajib berkumpul dan bersatu dalam satu kelompok yang berjalan di atas Al Kitab dan As Sunnah. Dan berada dibawah satu komando untuk melawan musuh-musuh yang menyerang mereka. Dan seperti inilah seharusnya keadaan kaum muslimin, na’am.

Diterjemah Oleh : Abdul Mu’thi bin Mugni Hafizhahulloh

Dengar Audionya Klik Disini !, Atau Download Disini



Teks dalam bahasa Arab :
السائل:
ما نصيحتكم لإخواننا أهل السنة في اليمن الذين يقاتلهم الحوثيون ؟

العلامة صالح الفوزان حفظه الله:

عليهم بالاعتماد على الله عز وجل ، وكثرة الدعاء، والدفاع عن أنفسهم وعن ذراريهم وعن أموالهم، يدافعون بحسب مقدرتهم، نعم.
وما أصاب أهل اليمن هذا إلا بسبب تخاذلهم وتفرقهم، ولو أنهم اجتمعوا تحت راية واحدة ما استطاع أحد أن يتدخّل فيهم، لكن لمّا تفرقوا وصارت لهم أطماع، كل له طمع حصل عليهم ما حصل، نعم.
أنا أوصيهم بالصبر، وأوصيهم بعمل الأسباب، ومنها الاجتماع وعدم التفرق، ( ولا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم واصبروا ) (ولا تكونوا كالذين تفرّقوا واختلفوا) ... عليهم بالاجتماع .
الحزبيات والتفرّقات هذه ضرر على المسلمين، عليهم أن يجتمعوا جماعة واحدة على الكتاب والسنة، وأن يكونوا يداً واحدة على من سواهم، هذا شأن المسلمين، نعم .

http://www.salafybpp.com
 

Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id