Sabtu, 02 Juni 2012

Lemah Lembut . . . .


(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah)

Sepertinya tidak ada orang yang tidak menyukai kelembutan. Orang yang memiliki sikap lemah lembut akan disukai banyak orang. Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk memiliki sikap ini, tidak hanya dalam pergaulan sehari-hari, namun juga ketika berdakwah.
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita menemukan bermacam jenis orang yang memiliki watak berbeda-beda dan tabiat yang beraneka ragam. Ada di antara mereka yang bertabiat kasar, ada yang bertabiat tidak mau tahu, dan ada juga yang bertabiat lemah lembut. Semua ini adalah pemberian Dzat Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana yang patut kita mengkaji hikmah di dalamnya.
Dengan beragamnya tabiat dan watak itu, kita dituntut oleh agama untuk menjadi yang terbaik dan yang terpuji, menjadi orang yang lemah lembut dalam segala hal. Lemah lembut dalam sikap, tabiat, watak, dalam ucapan, tingkah laku, dan sebagainya.
Rasulullah n bersabda:
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ نُزِعَ عَنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya dan tidaklah tercabut dari sesuatu melainkan akan merusaknya.” (Sahih, HR. Muslim dari Aisyah x)
Ciri Khas Pengikut Rasulullah n
Lemah lembut adalah sifat yang terpuji di hadapan Allah l dan Rasul-Nya, bahkan di hadapan seluruh manusia. Fitrah manusia mencintai kelembutan sebagai wujud kasih sayang. Oleh karena itu, Allah l mengingatkan Rasul-Nya n:
“Maka dengan rahmat Allah-lah engkau menjadi lembut terhadap mereka dan jika engkau keras hati niscaya mereka akan lari dari sisimu.” (Ali ‘Imran: 159)
As-Sa’di t dalam tafsirnya mengatakan, “Dengan rahmat Allah l yang diberikan kepadamu dan kepada para sahabatmu, engkau dapat bersikap lemah lembut terhadap mereka, merendah di hadapan mereka, menyayangi mereka, serta kebagusan akhlakmu terhadap mereka. Sehingga mereka mau berkumpul di sisimu, mencintaimu, dan melaksanakan segala apa yang kamu perintahkan. Jika kamu memiliki akhlak yang jelek dan keras niscaya mereka akan menjauhimu, karena yang demikian itu akan menyebabkan mereka lari dan menjadikan mereka murka terhadap orang yang memiliki akhlak yang jelek tersebut.
Jika akhlak yang baik menyertai seorang pemimpin di dunia maka akan menarik/memikat orang-orang menuju agama Allah dan akan menjadikan mereka mencintai agama. Bersamaan dengan itu, pemilik akhlak tersebut akan mendapatkan pujian dan pahala yang khusus.
Jika akhlak yang jelek melekat pada seorang pemuka agama, akan menyebabkan orang lain lari dari agama dan akan membenci agama. Bersamaan dengan itu, dia akan mendapatkan cercaan dan ganjaran dosa yang khusus.
Kalau demikian Allah l mengingatkan Rasul-Nya yang ma’shum (terbebas dari dosa-dosa), maka bagaimana lagi dengan selain beliau (dari kalangan manusia)? Bukankah termasuk kewajiban yang paling wajib untuk mengikuti akhlak Rasulullah n dan bergaul bersama manusia sebagaimana Rasulullah n bersama mereka dengan kelemahlembutan, akhlak yang baik, kasih sayang, dalam rangka melaksanakan perintah-perintah Allah l dan menarik manusia ke dalam agama Allah l?”
Di dalam kitab Bahjatun Nazhirin (1/683) disebutkan, “(Betapa) tingginya kedudukan lemah lembut dibanding akhlak-akhlak terpuji lainnya. Dan orang yang memiliki sifat ini pantas baginya untuk mendapatkan pujian dan pahala yang besar dari Allah l. Bila sifat lemah lembut ini ada pada seseorang dan menghiasi dirinya maka akan menjadi (indah) dalam pandangan manusia dan lebih dari itu dalam pandangan Allah l. Sebaliknya jika memiliki sifat yang kasar, angkuh, dan keras hati niscaya akan menjadikan dirinya jelek dan tercela di hadapan manusia.”
Lemah Lembut dalam Berdakwah
Asy-Syaikh al-Albani t mengatakan bahwa asal di dalam berdakwah adalah lemah lembut. Artinya bahwa dakwah itu dibangun di atas kelemahlembutan meskipun tidak menafikan sifat keras jika memang dibutuhkan. Meletakkan sifat keras pada tempatnya dan sifat lemah lembut pada tempatnya, inilah yang dimaksud dengan firman Allah l:
“Serulah kepada jalan Rabb-mu dengan penuh hikmah.” (an-Nahl: 125)
Keutamaan Sifat Lemah Lembut
1. Sebagai salah satu pemberian Allah l yang sangat berharga di dunia dan di akhirat, berdasarkan firman Allah l:
“Maka dengan rahmat Allah-lah kamu bisa bersikap lemah lembut kepada mereka.” (Ali ‘Imran: 159)
Rasulullah n bersabda:
إِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ
“Sesungguhnya Allah Mahalembut serta mencintai kelembutan, dan Allah memberikan kepada sifat lembut yang tidak diberikan pada sifat kasar dan sifat lainnya.” (Sahih, HR. Muslim no. 2593)
2. Mendapatkan pujian dan kecintaan dari Allah l dan Rasul-Nya n.
Allah l berfirman:
“(Orang-orang yang bertakwa adalah) orang-orang yang menahan marahnya dan memaafkan kesalahan (orang lain). Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Ali ‘Imran: 134)
Rasulullah n bersabda kepada al-Asyaj Abdul Qais z, “Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai oleh Allah: lemah lembut dan tidak tergesa-gesa.” (Sahih, HR. Muslim no. 17 dan no. 25)
3. Kelemahlembutan akan menghiasi pemiliknya, sebagaimana dalam riwayat al-Imam Muslim t dari ‘Aisyah x yang tersebut pada awal tulisan.
4. Kelemahlembutan akan mendorong orang lain untuk menerima kita dan dakwah Allah l ini. Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah z yang dikeluarkan oleh al-Bukhari t dan hadits Anas z yang diriwayatkan oleh Muslim t tentang orang badui yang kencing di dalam masjid, lalu sebagian sahabat segera melarangnya. Namun Rasulullah n memerintahkan para sahabat untuk tidak memutus kencing orang badui tersebut. Setelah selesai kencingnya, barulah Rasulullah n meminta para sahabat menyiram bekas kencing tersebut dan berkata dengan lembut kepada si badui, “Sesungguhnya masjid ini tidaklah diperbolehkan untuk kencing dan tempat membuang kotoran. Masjid hanyalah untuk berzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al-Qur’an.”
Masih banyak lagi keutamaan-keutamaan sifat lemah lembut yang tidak mungkin dibawakan dalam kesempatan ini.
Wallahu a’lam.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id